10 Penyebab Banyak Sarjana Muda Nganggur setelah Wisuda
BLOGORANGIT - Wisuda tampaknya menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ini adalah momen paling membahagiakan sebagai penanda keberhasilan meraih gelar sarjana setelah beberapa tahun kuliah. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya wisuda bukan akhir dari perjuangan, melainkan sebuah awal untuk menuju kehidupan yang sesungguhnya.
Setelah wisuda, Anda dihadapkan pada berbagai pilihan dan masalah hidup. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh sarjana muda yaitu sulitnya mendapatkan pekerjaan sehingga menyebabkan mereka menjadi pengangguran. Berikut ini beberapa sebab yang membuat sarjana muda menjadi pengangguran setelah wisuda.
1. Kurangnya Pengalaman yang Dimiliki
Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu perusahaan biasanya mencari tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Hal tersebut tentu menjadi tantangan sekaligus kendala bagi para sarjana muda yang baru lulus kuliah. Kemungkinannya untuk diterima kerja pada suatu perusahaan akan semakin menipis karena harus bersaing dengan orang yang sudah berpengalaman.
Lamaran sarjana muda yang baru wisuda (fresh graduate) akan lebih sering ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang dicari oleh perusahaan, yaitu berpengalaman. Rata-rata sebuah perusahaan mencari pelamar kerja yang sudah memiliki pengalaman sekitar 1-2 tahun. Tentunya pengalaman selama itu belum dimiliki oleh sarjana muda yang baru lulus, bukan? Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya menjadi pengangguran.
Tidak sedikit pula perusahaan yang menganggap bahwa sarjana yang baru wisuda tidak memiliki pengalaman bekerja, sehingga lamarannya tidak dipertimbangkan. Pengalaman kerja yang didapat ketika magang atau KKN selama kuliah ternyata masih kurang untuk meyakinkan para perekrut. Angka pengangguran setiap tahunnya pun bertambah karena banyak sarjana yang setelah wisuda menganggur.
2. Terlalu Banyak Memilih Pekerjaan
Penyebab berikutnya yang menjadikan banyak sarjana muda nganggur setelah wisuda adalah terlalu banyak memilih. Mendapatkan pekerjaan impian tentu menjadi dambaan bagi setiap orang, khususnya sarjana muda. Namun, banyak yang terlalu memilih dalam hal pekerjaan sehingga menyebabkan dirinya menjadi seorang pengangguran.
Memilih pekerjaan yang sesuai dengan keinginan memang tidak semudah yang dibayangkan. Tidak sedikit sarjana muda yang terlalu pemilih terhadap jenis pekerjaan sehingga tidak mau mencoba peluang yang ada. Kesempatan untuk mencoba bidang lain yang tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya sebenarnya bukan hal yang perlu dipermasalahkan terlalu dalam.
Penting untuk diketahui bahwa IPK yang tinggi bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan cepat. Pada kenyataannya, banyak sarjana yang merasa percaya diri bahwa IPK tinggi yang dimilikinya dapat membantunya mendapatkaan pekerjaan yang diimpikan. Oleh sebab itu, ketika ada peluang lain yang datang mereka tidak mau mencobanya karena dirasa tidak cocok dengan keinginan.
Terlalu banyak memilih jenis pekerjaan memang menjadi salah satu faktor yang sering dialami oleh sarjana muda yang baru wisuda. Tidak hanya jenis pekerjaan, besaran gaji yang ditawarkan juga sering menjadi bahan pertimbangan para sarjana muda dalam memilih pekerjaan. Apabila gaji yang ditawarkan dirasa kurang, maka mereka akan memilih untuk menolaknya sehingga menjadi pengangguran (sok jual mahal)
3. Kurangnya Kemampuan yang Memadai
Kurangnya kemampuan yang memadai juga menjadi penyebab banyaknya sarjana muda yang menjadi pengangguran setelah wisuda. Sebagaimana diketahui bahwa kemampuan akademik maupun non akademik dapat menunjang pekerjaan yang didapatkan oleh seorang sarjana. Apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin kecil.
Selesai kuliah dan wisuda ternyata tidak selalu menjadi jaminan bagi seseorang bahwa mereka telah memiliki kemampuan yang memadai dan siap masuk ke dunia kerja. Banyak yang telah wisuda namun kemampuan yang dimiliki masih jauh dari kata cukup (skill anak SD, mahir office :v)
Kemampuan para pelamar kerja tentu menjadi pertimbangan perusahaan. Kurangnya kemampuan yang dikuasai inilah yang pada akhirnya menjadikan kesempatan bekerja menjadi terhalang.
Sebagai pelamar kerja, para sarjana harus mampu mengukur dan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan pekerjaan yang hendak dilamar. Apabila kemampuan yang dimiliki belum memadai dan sesuai dengan kriteria untuk suatu posisi, maka secara otomatis dia tidak akan dilirik oleh perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan.
Ketika membuka lowongan pekerjaan, biasanya sebuah perusahaan memberikan kriteria kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh para pelamarnya. Oleh sebab itu, dalam melamar sebuah pekerjaan, Anda harus menyesuaikan kemampuan yang dimiliki dengan kriteria yang diperlukan agar kesempatan untuk diterima menjadi lebih besar.
Baca juga: Pekerjaan sampingan untuk mahasiswa
4. Orang Tua Kurang Mendukung
Menjadi pengangguran setelah wisuda ternyata tidak selalu disebabkan oleh diri sendiri, tetapi faktor orang tua yang kurang mendukung juga memberikan pengaruh besar. Ketika sarjana muda telah menemukan pekerjaan yang diinginkannya, tidak sedikit yang bertentangan dengan kehendak orang tua sehingga tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga.
Kurangnya dukungan orang tua tentunya akan membuat seorang sarjana berpikir ulang untuk mengambil peluang pekerjaan yang telah didapatkannya. Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua orang tua akan mendukung keputusan anaknya untuk memilih sebuah pekerjaan. Ada beberapa orang tua yang masih mengatur anaknya termasuk dalam hal pekerjaan.
Keinginan orang tua yang bertentangan dengan Anak sebagai sarjana muda tentu akan menjadi hal yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan pada akhirnya menjadi pengangguran. Saat ini, banyak orang tua yang tidak ingin apabila anaknya bekerja pada perusahaan yang biasa-biasa saja. Banyak yang berharap kepada anaknya yang telah wisuda tersebut agar kelak bekerja pada sebuah perusahaan besar dan terkenal.
Ketika Anda sebagai anak belum mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai keinginan orang tua, maka bagi mereka lebih baik Anda nganggur untuk sementara waktu. Dukungan dari orang tua memang penting dalam hal apapun, termasuk dalam hal pekerjaan. Anda yang tidak ingin melawan keinginan orang tua pun terpaksa untuk memilih menjadi pengangguran setelah wisuda.
5. Sudah Nyaman Nganggur dan Malas
Penyebab selanjutnya yang cukup berbahaya dan sering dialami oleh para sarjana muda yang baru wisuda yaitu sudah terlalu nyaman menganggur dan malas. Nyaman menjadi seorang pengangguran bisa terjadi apabila Anda sudah terlalu lama nganggur sehingga merasa malas untuk mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk melamar pekerjaan.
Rasa nyaman dan malas juga bisa disebabkan karena terlalu lama tidak mendapatkan pekerjaan yang dilamar. Semakin lama Anda akan merasa jenuh dan malas untuk mengurus berkas-berkas lamaran lainnya. Pada akhirnya, Anda sebagai sarjana muda merasa nyaman menjadi pengangguran karena tidak terikat kontrak dengan perusahaan manapun.
Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa menjadi seorang sarjana muda yang baru wisuda bukanlah hal yang terlalu buruk. Usia yang masih muda menjadikan Anda santai dalam menjalani hidup setelah wisuda, termasuk dalam mencari pekerjaan. Menjadi seorang pengangguran artinya Anda masih bebas untuk pergi kemana saja dan kapan saja tanpa perlu memikirkan beban pekerjaan yang menumpuk
Ada lagi pemikiran yang dapat mempengaruhi karir masa depan Anda, yaitu berkeyakinan bahwa pekerjaan dan rezeki yang telah ditakdirkan untuk Anda tidak akan menjadi milik orang lain. Rasa nyaman dan malas tersebut akan semakin menjadi-jadi
6. Ilmu sudah kadaluarsa
Terlalu lama menganggur menyebabkan ilmu yang dimiliki perlahan sudah kadaluarsa, jaman masih kuliah anda belajar tentang PHP 5 Codeigniter 2, sekarang sudah pakai PHP 7 codeigniter 6 sehingga anda merasa ilmu yang dimiliki sudah kadaluarsa dan tidak sesuai kriteria lowongan
Ilmu seperti matematika saya rasa tidak terlalu banyak mengalami perubahan karena teorinya itu-itu saja tetapi untuk sarjana IT akan terus mengalami perkembangan. Jaman saya kuliah dulu belum diajarkan materi AI kecerdasan buatan, data mining belum ada, apalagi robotik. Kalau sekarang jurusan IT sudah macam-macam matakuliahnya
Kalau jaman saya dulu mentok pemrograman web dan android saja, kalau disesuaikan dengan kriteria lowongan programmer sekarang pasti kurang memenuhi syarat karena yang dicari selain ahli database, perancangan system, javascript, php, android, java, semuanya disebutkan. Artinya, programmer serba bisa punya peluang lebih besar ketimbang programmer yang menguasai 1-2 bahasa pemrograman saja
7. Tidak punya etika sopan santun
Generasi millenial jaman sekarang darurat akhlak dan sopan santun, ketika menghubungi HRD tidak menggunakan tutur bahasa yang sopan, mereka mengawalinya dengan pesan pembuka
Ping, hello, gajinya berapa, lokernya masih ada gak, bisa ngga langsung jadi staff, kok gajinya kecil blablabla
Ada mahasiswa yang menyombongkan reputasi kampus dan IPK ternyata setelah ditest skillnya cuma sampah nggak guna tidak sesuai kriteria pekerjaan. Kalau perilakunya sudah terlihat buruk diawal-awal sebelum bekerja bagaimana nanti ketika sudah bekerja? temperamen, menjadi beban bagi rekan kerja yang lain dan sebagainya
Saya pribadi kurang menyukai lulusan sarjana muda yang tidak punya ahlak
8. Fokus kerja online
Saya dulu setelah lulus kuliah juga kerja online, bahasa kerennya freelance sebagai blogger. Alhamdulillah blog saya gajian meskipun sering dikatain pengangguran hehe
Kalau sekarang sih Alhamdulillah blog-blog yang saya miliki sudah passive income setiap bulan sehingga saya bisa fokus bekerja sebagai CPNS.
9. Update skill
Dulu selama kuliah kita cuma ngegame dan nongkrong dikantin, begitu lulus bingung memilih opsi pekerjaan karena tidak memiliki kriteria skill yang dibutuhkan
Tidak ada salahnya menganggur selama 1 tahun untuk mengupgrade kemampuan diri melalui kursus programmer, pelatihan teknik mesin atau mempelajari beberapa skill sekaligus
Resiko jadi mahasiswa kupu-kupu ya begini, semasa kuliah enggan belajar, giliran nganggur terpaksa harus belajar dan memperbanyak skill
10. Bosan hidup/nolep
Kerjaannya seharian cuma makan tidur dirumah, gerak aja males. Dijepang mereka dikenal sebagai hikimori dan spesiesnya cukup banyak
Kalau di indonesia saya rasa tetap ada beberapa biji, mereka ini termasuk introvert parah yang tidak memiliki teman sehingga kurang mendapat informasi seputar lowongan pekerjaan
Semoga saja generasi nolep segera mendapat hidayah dan merubah gaya hidup, kasian orang tuanya kalau sampai renta masih harus tetap bekerja banting tulang demi menghidupi anaknya yang sudah sarjana
Posting Komentar untuk "10 Penyebab Banyak Sarjana Muda Nganggur setelah Wisuda"
Posting Komentar
Artikel di blog ini bersumber dari pengalaman pribadi penulis, tulisan orang lain sebagai posting tamu maupun bayaran oleh sebab itu segala hak cipta baik kutipan dan gambar milik setiap orang yang merasa memilikinya